"Selamat malam, Mbak..mau dianter kemana?"
sapaan yang katanya mengatasnamakan pelayanan selalu jadi suara yang otomatis terdengar ketika membuka pintu taxi.
Hening.
Aku duduk bersandar memandang jalanan basah sehabis hujan. Sesekali memerhatikan layar handphone yang nyatanya penuh dengan notification group social media.
Lampu merah yang terlalu banyak dijalanan sangat membosankan, hanya menunggu dan melihat muda mudi tertawa riang duduk diatas jok motornya yang mereka tau kapasitas untuk 2 orang, tapi dipaksakan untuk 3 orang.
Aku kembali bersandar dan mulai memikirkan banyak hal yang aku tau datang karena rasa lelah yang teramat sangat, kemudian fikiran tersebut menguap dan memenuhi ruang di dalam taxi.
Hampir setengah jam perjalanan, aku hampir tertidur dan dibangunkan suara seseorang. Orang yang sama, orang yang selalu mengingatkan betapa bahayanya tertidur di dalam taxi pada jam semalam itu. Dia berbicara tanpa henti, berusaha sebisanya membuat aku lupa akan lelahnya rutinitas ini. Dan aku mulai merasa bahwa mendapatkan rasa nyaman itu semudah ini :)
Aku membenarkan posisi dudukku, dan menyadari terkadang di dalam diam itulah bentuk kenyamanan. Aku bersandar, namun bukan lagi pada kursi taxi. Tapi pada dia yang mulai saat ini ada di 'sini'.