Rabu, 27 Januari 2016

jakarta romantis

hari ini menjelang akhir bulan dan hujan.
tapi entahlah melihat jalanan basah seperti tak pernah merasa seromantis ini.
pecahan hujan beradu dengan cahaya yang memantul di sudut kaca gedung gedung pencakar langit, gerimis jatuh menggumpal di aspal yang tak rata, lalu lalang manusia menghindari cipratan hujan seperti diorama malam yang berputar di fikiran begitu syahdu.

suara kendaraan bertempur dengan angin, tak ada klakson malam ini.
semuanya menikmati keadaan alam.
bus yang seenaknya berhenti pun tidak mendapat cacian dari sekitarnya, aku kira semua orang sedang berdamai dengan malam ini.

entah mengapa aku merasa ada yang beda malam ini.
mengapa jakarta begitu romantis tak terperi.
kota yang biasa dilalui setiap hari.
sadarkah engkau, hal yang selalu menemani terkadang ialah yang paling berarti.
ada waktunya kita berhenti mencari.

-taf