Minggu, 26 April 2015

CITA-CITA

Dua bulan yang lalu.
Aku bersama teman-teman yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan dan cita-cita berkunjung ke sebuah desa di banten.
Berharap bisa memberi secercah harapan bagi anak-anak SD yang ingin tahu segala hal, ingin mencoba semuanya tanpa batas.
Kami bercerita, memberi tahu dan membuka ruang terbatas pada cita-cita.
Bahwa cita-cita itu bukan hanya sekedar omong kosong belaka tapi memang ada di depan mata.
Aku lah yang belajar banyak dari mereka.
Belajar yakin ketika mereka menggoreskan cita-citanya di atas kertas, belajar tulus dan percaya diri ketika mereka dengan tanpa takut menjelaskan ingin jadi apa nantinya.

Kemarin sore,
Dua remaja tanggung duduk beristirahat di depan gerobak baksonya.
Aku yakin bukan itu cita-citanya, entah menjadi tentara atau pilot tadinya.
Tapi takdir berkata lain, mungkin hati kecilnya menjerit, mungkin langkah kakinya dipaksakan.
Tapi masih untung semangat itu masih menyala lebih besar dari api di kompor di atas gerobaknya.

Tadi pagi,
Segerombolan anak-anak SD di kota menyeberang jalan dengan riangnya.
Tak ada yang peduli dengan debu di sekitarnya, tatapan mereka lurus ke arah tempat yang dituju.
Tempat di mana mereka membangun mimpi yang beralaskan cita-cita.
Masing-masing kepala berbeda cita-cita.

Entah sudah jadi apa kita hari ini.
Pasti banyak yang sudah berubah cita-citanya ,tidak sedikit juga yang konsisten sejak ia bisa mengucapkan kata 'cita-cita'
Satu hal yang pasti,ketika kalian rela bangun pagi dan mulai berjalan, sesungguhnya cita-cita sedang mensejajari langkahmu.

Have a Great Monday šŸ˜Š

Kamis, 23 April 2015

Senja di Transjakarta

Sore ini sehabis Maghrib, bus yg aku tumpangi melaju perlahan meninggalkan halte transit yang ramai.
aku duduk mengedarkan pandangan, menghela nafas panjang sisa-sisa lelahnya mengantri.
James Blunt menyanyikan lagu yang tepat sekali "You're Beautiful".

mataku terpaku, pada dua manusia.
seorang pria dan wanita, mungkin sepasang suami istri.dua-duanya tidak beruntung malam ini sayangnya, karena mereka harus rela berdiri diantara kursi yang semuanya sudah terisi.

Sang pria yang kemungkinan berusia hampir 50tahun dan sang wanita yang usianya tidak beda jauh sedang mencari tempat yang paling nyaman untuk berdiri sepanjang perjalanan.

Berjalan dari ujung pintu ke pintu lainnya, demi wanita yang sudah setia dan mau diajak pergi naik angkutan umum, Sang Pria pun harus menempatkan wanitanya di tempat yang aman.
terlihat sekali, Pria mencemaskan Wanitanya apabila tidak kuat berdiri, Pria dengan tatapan meyakinkan memegang erat tiang penyangga bis, mencontohkan di mana seharusnya topangan yang paling kuat berada.
Wanita mengiyakan lalu tersenyum.

Pemandangan ini menyentuh seorang laki-laki muda, ia berdiri memberikan dengan tulus kursi yang ia perjuangkan tadinya.
berterima kasihlah Pria tadi, berucap lantang "Terima kasih Mas" sambil menuntun Wanitanya duduk.

Sungguh senja yang memberikan warna

Rabu, 22 April 2015

MALAM INI



malam yang kesekian kali
ditemani siulan angin malam dan sepoi pendingin mobil
mata ini masih tajam melihat percikan sinar lampu-lampu di sudut jalan

aku menatap nanar jalanan yg basah lalu perlahan mengering
melihat daun yang jatuh dan pergi tertiup asap knalpot 

semuanya memiliki proses
entah untuk datang atau kembali
entah untuk menghilang atau memunculkannya lagi

malam ini aku ingin menjadi daun
yang walau jatuh tapi tak pernah membenci angin
malam ini aku ingin menjadi cahaya lampu, yang menjadi penerang ditengahnya lalu lalang
malam ini aku ingin menjadi air hujan, yang jatuh berkali-kali tapi tetap ingin kembali

-TAF