Dua bulan yang lalu.
Aku bersama teman-teman yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan dan cita-cita berkunjung ke sebuah desa di banten.
Berharap bisa memberi secercah harapan bagi anak-anak SD yang ingin tahu segala hal, ingin mencoba semuanya tanpa batas.
Kami bercerita, memberi tahu dan membuka ruang terbatas pada cita-cita.
Bahwa cita-cita itu bukan hanya sekedar omong kosong belaka tapi memang ada di depan mata.
Aku lah yang belajar banyak dari mereka.
Belajar yakin ketika mereka menggoreskan cita-citanya di atas kertas, belajar tulus dan percaya diri ketika mereka dengan tanpa takut menjelaskan ingin jadi apa nantinya.
Kemarin sore,
Dua remaja tanggung duduk beristirahat di depan gerobak baksonya.
Aku yakin bukan itu cita-citanya, entah menjadi tentara atau pilot tadinya.
Tapi takdir berkata lain, mungkin hati kecilnya menjerit, mungkin langkah kakinya dipaksakan.
Tapi masih untung semangat itu masih menyala lebih besar dari api di kompor di atas gerobaknya.
Tadi pagi,
Segerombolan anak-anak SD di kota menyeberang jalan dengan riangnya.
Tak ada yang peduli dengan debu di sekitarnya, tatapan mereka lurus ke arah tempat yang dituju.
Tempat di mana mereka membangun mimpi yang beralaskan cita-cita.
Masing-masing kepala berbeda cita-cita.
Entah sudah jadi apa kita hari ini.
Pasti banyak yang sudah berubah cita-citanya ,tidak sedikit juga yang konsisten sejak ia bisa mengucapkan kata 'cita-cita'
Satu hal yang pasti,ketika kalian rela bangun pagi dan mulai berjalan, sesungguhnya cita-cita sedang mensejajari langkahmu.
Have a Great Monday š